Beranda | Artikel
Menjaga Kehormatan Diri dengan Menikah
Rabu, 6 September 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Menjaga Kehormatan Diri dengan Menikah ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 18 Safar 1445 H / 4 September 2023 M.

Kajian Tentang Menjaga Kehormatan Diri dengan Menikah

Diriwayatkan dari Abu Sulaiman Ad-Darani, dia mengatakan bahwa ketika seseorang pergi mencari hadits, mencari penghidupan atau menikah, berarti dia telah condong kepada dunia.

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa pendapat tersebut berseberangan dengan syariat. Bagaimana mungkin seseorang tidak pergi mencari ilmu, tidak mencari nafkah dan tidak menikah? Sementara para malaikat meletakkan sayap mereka untuk para penuntut ilmu. Sedangkan mencari nafkah disebut juga sebagai para pejuang keluarga, karena ini untuk menghidupi anak istri mereka. Dan menikah adalah salah satu sunnatullah yang Allah tetapkan atas Bani Adam untuk berkembang biak.

Bagaimana mungkin juga seorang tidak mau mencari penghidupan ataupun nafkah. Sementara Umar bin Khattab pernah mengatakan: “Sungguh Lebih baik aku mati berjalan kaki demi mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan diri agar tidak meminta-minta daripada aku mati saat berperang di jalan Allah.”

Artinya itu termasuk salah satu bentuk jihad juga di dalam memenuhi kebutuhan nafkah diri dan keluarga.

Jadi, semua kondisi sufi yang dijadikan alasan mereka tersebut jelas-jelas menyelisihi dan menjalani syariat Islam.

Adapun sekelompok sufi generasi akhir, mereka menyengaja tidak menikah supaya dikatakan sebagai orang yang zuhud. Dimana mereka mengidentikkan zuhud itu dengan hidup menyendiri.

Motivasi tersebut dikarenakan bahwa umumnya orang awam akan mengagungkan seorang sufi ketika dalam kondisi tidak menikah. Mereka lantas membicarakan “Dia tidak pernah mengenal seorang wanita walaupun seorang.” Artinya dia adalah orang yang tidak tergoda dengan wanita. Mereka melambangkan bahwa wanita itu adalah yang menjerumuskan Adam hingga keluar dari surga. Ini juga satu kekeliruan yang sudah kita jelaskan kemarin. Bahwa yang menggoda Adam hingga keluar dari surga itu bukan istrinya, tapi iblis.

Sebagian orang-orang awam melambangkan wanita seperti makhluk yang menyesatkan ataupun membahayakan. Mereka menganggap keberadaan wanita menjadi beban. Sehingga di kalangan orang-orang yang tidak beragama bahkan ada yang melambangkan wanita itu sebagai setan. Orang-orang Arab Jahiliyah sangat menyampingkan kaum wanita. Bayi wanita dikubur hidup-hidup, dianggap beban dan lain sebagainya.

Islam meluruskan pandangan yang keliru itu. Bahwa yang menjerumuskan Adam bukan seorang wanita, tapi iblis. Wanita itu bagian dari pria.

إِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ

“Sesungguhnya wanita itu adalah bagian dari pria.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Jadi bukan sesuatu yang menjadi beban dalam kehidupan. Wanita melengkapi sehingga menjadi sempurna. Begitulah kedudukan wanita di dalam Islam. Tapi sebagian orang memandang wanita itu sebagai sumber masalah, bencana dan malapetaka.

Sebagian yang lain melihat bahwa orang yang tidak memiliki istri adalah seorang yang zuhud. Ini adalah pandangan yang keliru. Inilah yang disebut sebagai kerahiban yang menyalahi dan menyelisihi syariat yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu dari kalangan kaum Nasrani. Mereka memilih hidup dengan cara kerahiban. Hal ini tidak ada di dalam Islam. Justru Islam menganjurkan pemeluknya untuk menikah.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53283-menjaga-kehormatan-diri-dengan-menikah/